Biografi Habib Munzir Al Musawa
Al-Habib Munzir bin Fuad
Al-Musawa atau lebih dikenal dengan Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Almusawa
(lahir di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, 23 Februari 1973; umur 40 tahun – 19
Muharram 1393 H) adalah pimpinan Majelis Rasulullah. Ia merupakan anak keempat
dari empat bersaudara dari pasangan Fuad bin Abdurrahman Al-Musawa dan Rahmah
binti Hasyim Al-Musawa. Ayahnya bernama Fuad yang lahir di Palembang dan
dibesarkan di Mekkah. Setelah lulus pendidikan jurnalistik di New York
University, Amerika Serikat, ayahnya kemudian bekerja sebagai seorang wartawan
di harian ‘Berita Yudha’ yang lalu menjadi Berita buana. Masa kecilnya
dihabiskan di daerah Cipanas, Jawa barat bersama-sama saudara-saudaranya,
Ramzi, Nabiel Al-Musawa, serta Lulu Musawa. Ayahnya meninggal dunia tahun 1996
dan dimakamkan di Cipanas, Jawa Barat.
Setelah ia menyelesaikan
sekolah menengah atas, ia mulai mendalami Ilmu Syariah Islam di Ma’had
Assaqafah Al Habib Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri Jakarta Selatan, lalu
mengambil kursus bahasa arab di LPBA Assalafy Jakarta timur. Ia memperdalam
lagi Ilmu Syari’ah Islamiyah di Ma’had Al Khairat, Bekasi Timur, yang kemudian
diteruskan ke Ma’had Darul Musthafa di pesantren Habib Umar bin Muhammad bin
Salim bin Hafidz bin Syech abubakar bin Salim di Tarim Hadhramaut Yaman pada
tahun 1994 untuk mendalami bidang syari’ah selama empat tahun. Di sana ia
mendalami ilmu fiqh, ilmu tafsir Al Qur’an, ilmu hadits, ilmu sejarah, ilmu
tauhid, ilmu tasawwuf, mahabbaturrasul, ilmu dakwah, dan ilmu ilmu syariah
lainnya.
Habib Munzir Al-Musawa
kembali ke Indonesia pada tahun 1998, dan mulai berdakwah dengan mengunjungi
rumah-rumah, duduk dan bercengkerama dg mereka, memberi mereka jalan keluar
dalam segala permasalahan, lalu atas permintaan mereka maka mulailah Habib
Munzir membuka majlis, jumlah hadirin sekitar enam orang, ia terus berdakwah
dengan meyebarkan kelembutan Allah swt, yang membuat hati pendengar sejuk, ia
tidak mencampuri urusan politik, dan selalu mengajarkan tujuan utama kita
diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah swt, bukan berarti harus duduk
berdzikir sehari penuh tanpa bekerja dll, tapi justru mewarnai semua gerak
gerik kita dengan kehidupan yang Nabawiy, kalau dia ahli politik, maka ia ahli
politik yang Nabawiy, kalau konglomerat, maka dia konglomerat yang Nabawiy,
pejabat yang Nabawiy, pedagang yang Nabawiy, petani yang Nabawiy, betapa
indahnya keadaan ummat apabila seluruh lapisan masyarakat adalah terwarnai
dengan kenabawian, sehingga antara golongan miskin, golongan kaya, partai
politik, pejabat pemerintahan terjalin persatuan dalam kenabawiyan, inilah
Dakwah Nabi Muhammad saw yang hakiki, masing masing dg kesibukannya tapi hati
mereka bergabung dg satu kemuliaan, inilah tujuan Nabi saw diutus, untuk
membawa rahmat bagi sekalian alam. Majelisnya mengalami pasang surut, awal
berdakwah ia memakai kendaraan umum turun naik bus, menggunakan jubah dan
surban, serta membawa kitab-kitab. Tak jarang ia mendapat cemoohan dari
orang-orang sekitar. Ia bahkan pernah tidur di emperan toko ketika mencari
murid dan berdakwah. Kini majlis taklim yang diasuhnya setiap malam selasa di
Masjid Al-Munawar Pancoran Jakarta Selatan, yang dulu hanya dihadiri tiga
sampai enam orang, sudah berjumlah sekitar 30.000 hadirin setiap malam selasa,
Habib Munzir sudah membuka puluhan majlis taklim di seputar Jakarta dan
sekitarnya, ia juga membuka majelis di rumahnya setiap malam jum’at bertempat
di jalan kemiri cidodol kebayoran.
Nama Rasulullah SAW
sengaja digunakan untuk nama Majelisnya yaitu “Majelis Rasulullah SAW”, agar
apa-apa yang dicita-citakan oleh majelis taklim ini tercapai. Sebab ia
berharap, semua jamaahnya bisa meniru dan mencontoh Rasulullah SAW dan
menjadikannya sebagai panutan hidup. Habib Munzir juga rutin melakukan tabligh
akbar di Istiqlal , Senayan atau Monas yang sering dihadiri para pimpinan
tertinggi negara Indonesia.
Habib Munzir memiliki dua
putra dan satu putri dari istrinya yang bernama Muhammad, Hasan dan Fathimah.
Silsilah/nasab Habib
Munzir :
Munzir bin Fuad bin
Abdurrahman bin Ali bin Abdurrahman bin Ali bin Aqil bin Ahmad bin Abdurrahman
bin Umar bin Abdurrahman bin Sulaiman bin Yaasin bin Ahmad Almusawa bin
Muhammad Muqallaf bin Ahmad bin Abubakar Assakran bin Abdurrahman Assegaf bin
Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Alghayur bin Muhammad Faqihil Muqaddam
bin Ali bin Muhammad Shahib Marbath bin Ali Khali’ Qasim bin Alwi bin Muhammad
bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Almuhajir bin Isa Arrumiy bin Muhammad
Annaqibm Ali Al Uraidhiy bin Jakfar Asshadiq bin Muhammad Albaqir bin Ali
Zainal Abidin bin Husein Dari Sayyidatina Fathimah Azahra Putri Rasul SAW.
Komentar
Posting Komentar