Apa itu Istidraj ?

Assalamu'alaikum Sahabat Pembaca

Izinkan saya berbagi ilmu tentang apa yang saya dapatkan ketika diadakannya Pengajian Rutin UNJ-UIA yang diajarkan oleh Ustadz Ahmad Dahlan Al-Hafizh.
Beberapa waktu yang lalu tepatnya Jum'at 06 April 2018, Ustadz Dahlan Al-Hafizh membahas 1 kata yang baru sekali ini saya dengar. Kata itu adalah Istidraj.

Apa sih Istidraj itu ? Yuk mari kita bahas bersama.
Dari apa yang disampaikan oleh Ustadz Dahlan, Istidraj ialah ketika Allah 'Azza Wa Jalla memberikan segala apa yang diminta hambaNya padahal ia kufur atau senang bermaksiat tapi bukan berarti Allah sayang namun Allah murka. Apakah hambaNya tersebut bertaubat atau malah semakin jauh kepada Allah 'Azza Wa Jalla.
Allah berfirman dalam Al- Qur’an surah Al-An'am ayat 44

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44)

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ

“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad 4: 145. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lain).

Dalam Tafsir Al Jalalain (hal. 141) disebutkan, “Ketika mereka meninggalkan peringatan yang diberikan pada mereka, tidak mau mengindahkan peringatan tersebut, Allah buka pada mereka segala pintu nikmat sebagai bentuk istidraj pada mereka. Sampai mereka berbangga akan hal itu dengan sombongnya. Kemudian kami siksa mereka dengan tiba-tiba. Lantas mereka pun terdiam dari segala kebaikan.”

Syaikh As Sa’di menyatakan, “Ketika mereka melupakan peringatan Allah yang diberikan pada mereka, maka dibukakanlah berbagi pintu dunia dan kelezatannya, mereka pun lalai. Sampai mereka bergembira dengan apa yang diberikan pada mereka, akhirnya Allah menyiksa mereka dengan tiba-tiba. Mereka pun berputus asa dari berbagai kebaikan. Seperti itu lebih berat siksanya. Mereka terbuai, lalai, dan tenang dengan keadaan dunia mereka. Namun itu sebenarnya lebih berat hukumannya dan jadi musibah yang besar.” (Tafsir As Sa’di, hal. 260).

Wahai sahabat dari beberapa pemaparan diatas, pernahkah kalian merasakan hal yang serupa ?
Ketika kalian sedang lalai dan selalu bermaksiat kepada Allah namun kalian tetap merasakan nikmat yang berlebih ? Ketahuilah sahabat itu hanyalah Istidraj semata.
Kalian diterbangkan oleh nikmat-nikmat duniawi yang tanpa sadar akan menggerogoti kalian dalam bentuk azab di akhirat nanti.
Wahai sahabat saya pun pernah merasakan hal yang demikian. Rasa takut dan bersalah menyelimuti saya ketika saya tahu akan istidraj itu.

Sahabat pembaca dimanapun kalian berada, mari kita sama-sama memperbaiki diri. Kita tingkatkan kualitas ibadah kita sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas segala macam nikmat yang diberikan olehNya. Serta selalu meminta ampun dan bertaubat memohon pengampunanNya, karena tanpa RahmatNya apalah jadinya kita di dunia dan di akhirat nanti.
Wallahu'alam bisshowab...







Referensi:
Tafsir Al Jalalain, Jalaluddin Al Mahalli dan Jalaluddin As Suyuthi, ta’liq: Syaikh Shafiyyurahman Al Mubarakfuri, terbitan Darus Salam, cetakan kedua, tahun 1422 H.

Tafsir As Sa’di (Taisir Al Karimir Rahman), Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan kedua, tahun 1433 H.

Sumber :
https://rumaysho.com/10828-istidraj-jebakan-berupa-limpahan-rezeki-karena-bermaksiat.html

Komentar